Bidangyang perlu mendapat perhatian dalam pembinaan hukum adalah bidang kehidupan beragama. Kehidupan beragama bangsa Indonesia harus dipelihara dan dijaga eksistensinya, bahkan ditingkatkan kualitasnya dan manfaatnya, karena kerukunan antar umat beragama merupakan pilar penyangga keutuhan dan persatuan bangsa. Karenajika sudah urusan agama, tidak ada toleransi dan saling mendukung. Berikut beberapa bukti bahwa Islam adalah agama yang menjunjung toleransi terhadap agama lainnya dan tentunya bukan toleransi yang kebablasan, diantaranya: 1. Ajaran berbuat baik terhadap tetangga meskipun non-muslim. A Latar Belakang. Yang melatar belakangi pembuatan makalah ini adalah sebagai tambahan ilmu, karena kita sebagai warga Negara tidak mengetahui apa kewajiban kita kepada Negara, sehingga kita tidak bisa menjadi warga negara yang baik. Menjadi warga Negara yang baik merupakan hal yang mudah dilakukan tapi banyak dari kita yang belum melaksanakan Dariaspek internal, kondisi objektif bangsa Indonesia sejak diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan negara dengan bangsa yang dibangun di atas keragaman dan perbedaan, yaitu perbedaan suku, agama, ras, etnis, budaya, bahasa dan lain-lain. Moralbangsa indonesia ada di pancasila. Moral merupakan perilaku yang baik yang menjadi karakter dari individu atau kelompok yang bisa di lihat dari cara berfikir bertindak dan merespon suatu keadaan. Dalam hal ini pancasila sebagai moral dari bangsa indonesia yang menjadi dasar perilaku dan acuan bangsa dan negara dalam mengambil sikap dan EldI4. Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menegaskan, kerukunan antar umat beragama, sudah menjadi komitmen bersama diantara Bapak dan Ibu pendiri bangsa. Mereka bukan hanya membahas, tapi sudah mempraktekkan kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam urusan politik dan kenegaraan. Salah satu bukti kerukunuan antar umat beragama di antara para pendiri bangsa terjadi pada proses penyusunan Pancasila, baik di BPUPKI, Panitia Sembilan maupun PPKI. Puncaknya, kelompok religius dan nasionalis bersepakat dalam menentukan sila-sila Pancasila. Penghilangan tujuh kata dalam piagam Jakarta, kata Hidayat, adalah bukti bahwa kelompok Islam mau mendengar dan berempati terhadap tuntutan kelompok Indonesia bagian timur. "Keihklasan menghilangkan tujuh kata, tersebut juga bermakna bahwa kerukunan antara umat beragama sudah tercipta dan dipraktekkan dengan baik. Kalau bukan karena ingin mempertahankan kerukunan, masing- masing kelompok pasti lebih mengutamakan egoisme serta kepentingannya sendiri-sendiri," kata Hidayat. Baca juga Terbang Ke Turki, Basuki Buka Peluang Investasi Infrastruktur Di IndonesiaPernyataan itu disampaikan Hidayat Nur Wahid secara daring, saat menjadi pembicara kunci pada Seminar Nasional Sosialisasi Kerukunan Antara Umat Beragama Dalam Bingkai Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kerjasama MPR, Majelis Ulama Indonesia dan Universitas Muhammadiyah Jakarta di Cipete, Jakarta Selatan, Sabtu 6/11. Ada tiga narasumber yang menyampaikan makalahnya pada acara tersebut. Yaitu, Dr. Ma'mun Murod Al-Barbasy Rektor UMJ, Dr. KH. Yusnar Yusuf Ketua MUI Bidang Kerukunan Antar umat Beragama, serta Pdt. Gomar Gultom Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia. Selain dalam penyusunan teks Pancasila, kerukunan antar umat beragama, kata Hidayat Nur Wahid, juga muncul mendasari penyusunan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Karena di dalam pembukaan, selain ada teks Pancasila, juga terdapat cita-cita yang ingin diwujudkan dengan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Karena itu, pembukaan UUD NRI 1945 harga mati dan tidak bisa diubah lagi. Sebab, di sana terdapat teks Pancasila dan cita-cita Indonesia merdeka. Merubah cita-cita kemerdekaan, berarti merubah NKRI," kata HNW, panggilan akrab Hidayat Nur Wahid. Baca juga Wadirut PLN Luncurin Buku Jokowi And The New IndonesiaSependapat dengan Hidayat, pada makalahnya, Pdt. Gomar Gultom mengatakan, kerukunan antar umat beragama terbentuk dengan sendiri. Bukan dipaksakan ataupun direkayasa. Dan itu terjadi secara alamiah. "Proses dialektika dan keputusan menetapkan Pancasila adalah bukti bahwa kerukunan antar umat beragama sudah ada sejak dahulu, dan itu tumbuh diseluruh wilayah Indonesia," kata Gomar Gultom. Di masa kini, kata Gomar Gultom, kerukunan antar umat beragama, itu makin mudah ditemukan. Misalnya, saat umat Nasrani merayakan hari rayanya, banyak ibu-ibu membantu kesibukan di gereja. Banyak di antara mereka yang mengenakan hijab, dan itu pasti bukan umat Nasrani. Sementara itu, Dr. Ma'mun Murod Al-Barbasy mengingatkan, praktek politik di Indonesia, berpotensi merusak kerukunan antar umat beragama. Seperti pada saat Pilkada Jakarta yang dilanjutkan dengan pilpres. Baca juga Literasi Bangkitkan Kekuatan Generasi MilenialDikatakannya, Prabowo dan Joko Widodo pada Pilpres 2019, mampu merepresentasikan dirinya sebagai wakil dari dua kelompok umat beragama yang saling berhadapan. Ini terjadi karena presidential threshold yang mencapai 20 persen sehingga kandidat yang muncul hanya ada dua pasang, dan itu menyebabkan belah bambu. "Karena itu, patut dikaji kembali, agar presidential threshold diturunkan, supaya kandidat yang muncul lebih dari dua pasang, untuk menghindari terjadinya politik belah bambu," saran Ma'mun Murod. [TIF] Update berita dan artikel menarik lainnya di Google News Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bukti bangsa Indonesia merupakan bangsa yg religius ialah Sila pertama pada dasar negara bangsa Indonesia PANCASILA, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila ini membuktikan bahwa bangsa Indonesia memiliki agama/bersifat religius. Adanya kolom agama pada setiap KTP penduduk Indonesia. BACA JUGA pasangan atom yang merupakan isotop adalah

tunjukan bukti bahwa bangsa indonesia adalah bangsa yang beragama