41 Kata Mutiara Tentang Ibu, Sosok Wanita Luar Biasa dalam Hidup Kita Saturday, 16 November 2019 Saturday, 16 November 2019 by
yangdigunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan teknik interpretatif. Hasil intertpretasi menunjukkan bahwa ada perbedaan yang mendasar tentang arti dan makna sebuah pernikahan dari kelima tokoh perempuan, yaitu pandangan
Mengenaisosok seorang ibu, di Minangkabau banyak di temukan pada karya sastra puisi berbentuk lirik lagu-lagu Minang. Saat sekarang ini peran seorang ibu di Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini ialah lirik-lirik dari lagu minang yang membahas tentang seorang ibu, yang di ambil pada akun-akun
Beiauseorang ibu yang mempunyai karakter pekerja keras dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap keadaan dalam hidupnya. Ibu adalah sesosok orang yang paling berjasa dalam hidup ini. Beliau mengandung seama 9 bulan dan melahirkan kita melalui pengorbanan yang sangat besar.
Namunketika sosok seorang ibu telah tiada yang disebabkan faktor peceraian ataupun meninggal, maka peran penting seorang ibu harus beralih terhadap seorang ayah yang menjadi orang tua ganda dalam deskripsi tentang beban psikologis para responden akan tetapi peneliti memberikan intervensi atas beban psikologis yang dialami oleh kelima
YO6u. ArticlePDF Available AbstractPenelitian ini merupakan kajian intertekstual lima puisi Indonesia yang berisi tentang sosok wanita yang disebut ibu, yaitu “Ibu Dehulu” Amir Hamzah, ”Ibu” Chairil Anwar, “Sajak Ibu” Wiji Thukul, ”Bunda Air Mata” Emha Ainun Najib”, dan “Ibu” Mustofa Bisri. Kelima puisi dari berbagai angkatan tersebut dianalisis dengan menggunakan teori intertekstual. Hasil telaah itu membuktikan bahwa kelima puisi tersebut merupakan mosaik, kutipan-kutipan, penyerapan, dan perspektif yang beragam terhadap sosok ibu. Masing-masing penyair juga mengungkapan sisi ibu dari pandangan yang berbeda. Sosok ibu menjadi begitu intim dalam pilihan diksi yang begitu estetis. Ibu menjadi sosok yang begitu sempurna, laksana wakil Tuhan di muka bumi. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Volume 5 Nomor 2 Edisi Desember 2017 ISSN 2354-7200JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANSirok BastraJurnal Kebahasaan danKesastraanPangkalpinang,Desember2017KANTOR BAHASA KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Volume 5 Nomor 2 Edisi Desember 2017 ISSN 2354-7200JURNAL ILMIAH KEBAHASAAN DAN KESASTRAANJurnal ini merupakan wadah informasi kebahasan, kesastraan, dan pengajarannya yang memuat hasil penelitian,studi kepustakaan, dan tulisan ilmiah bidang kebahasan dan kesastraan serta pengajarannya. Sirok Bastra terbitdua kali setahun, yakni Juni dan Desember, serta terbit sejak Juni JawabKepala Kantor Bahasa Kepulauan Bangka BelitungDrs. Hidayatul Astar, BestariProf. Dr. Agus Nuryatin, Bidang Sastra dan PengajarannyaProf. Amrin Saragih, Bidang Bahasa dan PengajarannyaDr. Felicia Nuradi Utorodewo, Bidang Bahasa dan PengajarannyaDr. Pujiharto, Bidang Sastra dan PengajarannyaPemimpin RedaksiRahmat Muhidin, Asyraf Suryadin, Hariyanto, SampulFeri Pristiawan, Septi Kurniawati, Anggraini, Redaksi dan PenerbitKantor Bahasa Kepulauan Bangka BelitungJalan Letkol Saleh Ode No. 412, Kota Pangkalpinang, Prov. Kepulauan Bangka BelitungTelepon 0717 438455, Faksimile07179103317, Pos-el sirokbastra suatu tulisan dalam jurnal ini tidak berarti redaksi menyetujui isi tulisan tersebut. Isi tulisanmenjadi tanggung jawab penulis. Tulisan telah ditinjau dan diulas oleh mitra bestari. Setiap karangan dalamjurnal ini dapat diperbanyak setelah mendapat izin tertulis dari penulis, redaksi, dan penerbit. iiiPENGANTARPuji syukur ke hadirat Pemilik dan Pencipta semesta ini yang memiliki kuasa atas diri-Nya sendiri. DialahTuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Volume 5 Nomor 2 JurnalSirok Bastra Tahun 2017 dapat terbit tepat pada edisi ini dimuat sepuluh tulisan, yakni lima tulisan kebahasaan, empat tulisan kesastraan, dan satutulisan pengajaran penelitiannya, Hotnida Novita Sary menganalisis iklan komersial Meikarta yang telah membuatperusahaan tersebut berhasil mencatatkan penjualan yang fantastis. Penelitian yang dilakukannya menggunakanpisau bedah analisis wacana kritis Fairclough 1989. Iklan Meikarta membandingkan kesuperioritasan merekadibandingkan kota metropolitan lain, seperti Jakarta. Meikarta juga menanamkan ideologi bagi masyarakat kotabesar bahwa kota metropolitan saat ini sudah tidak aman, kotor, dan makalahnya, Hidayatul Astar mengkaji realisasi konsep bahasa Indonesia ke dalam bahasaRejang. Menurutnya, masyarakat Rejang tidak memiliki konsep kata atau istilah yang cukup untuk mewakilipikiran dan perasaan tertentu ketika berkomunikasi, terutama yang terkait dengan konsep kehidupan modern atauyang sesuai dengan perkembangan zaman. Karena itu, bahasa Rejang perlu memungut atau mengambil daribahasa lain, khususnya dari bahasa Indonesia. Realisasi bentuk konsep yang ditemukan adalah realisasi tanpaperubahan dan realisasi dengan perubahan. Berdasarkan data, realisasi perubahan dalam sebuah konsep dapat satukali atau lebih. Realisasi perubahan itu berupa penghilangan, penggantian, dan penambahan bunyi vokal ataukonsonan tertentu pada posisi tertentu. Terjadinya perubahan realisasi bunyi bahasa Indonsia ke dalam bahasaRejang disebabkan oleh keinginan penutur bahasa Rejang dan adaptasi terhadap bunyi yang sudah kajiannya, Mardi Nugroho membahas pembentukan kata dalam bahasa Talondo di SulawesiBarat. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada tiga macam cara pembentukan kata dalam bahasa Talondo,yaitu afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan. Pembentukan kata dengan afiksasi terdiri atas pembentukan katadengan prefiksasi, konfiksasi, infiksasi, dan sufiksasi. Pembentukan kata dengan reduplikasi terdiri atasreduplikasi murni, reduplikasi sebagian, dan reduplikasi yang berkombinasi dengan kajiannya, Muhammad Fadely membahas makna dan bentuk pemakaian eufemisme dandisfemisme dalam feature karya Ruslan Ismail Mage yang bermanfaat bagi pengajaran bahasa Indonesia danpengembangan bahasa di media massa cetak. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemakaian eufemisme lebihbanyak daripada pemakaian disfemisme. Berdasarkan simpulan tersebut, peneliti menyarankan bahwa dalammenyampaikan suatu informasi kepada khalayak umum hindari tulisan-tulisan yang dapat mengaburkan dan tidakterus terang demi maksud-maksud kajiannya, Asri Soraya Afsari membahas karakteristik bahasa yang digunakan dalam iklankomersial ponsel yang berada di Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk dan fungsi bahasayang digunakan dalam iklan ponsel di Kota Bandung berupa penulisan huruf kapital secara keseluruhan danpenulisan huruf kapital pada awal kata. Bahasa iklan ponsel memiliki fungsi informatif dan konatif persuatif.Dalam tulisannya, Erwin Wibowo mendeskripsikan makna semiotik budaya Lampung yang ada di dalamantologi Kitab Cerpen Perempuan di Rumah Panggung. Hasil penelitian mengungkapkan ikon, indeks, dansimbol budaya Lampung melalui pendekatan semiotik yang dipakai dalam Kitab Cerpen Perempuan di RumahPanggung karya Isbedy Stiawan ZS dan memberi deskripsi tentang ikon, indeks, dan simbol penelitiannya, Prima Hariyanto membahas penokohan dalam Kitab Omong Kosong yangmengambil cerita epos Ramayana. Dalam novel ini, pengarang mengubah pola cerita. Tokoh sentral dalam ceritaini bukan lagi Rama dan Sinta, tetapi Maneka dan Satya. Ceritanya bukan lagi kisah cinta Rama dan Sinta, tetapikisah perjalanan Maneka dan Satya dalam mencari Kitab Omong Kosong ciptaan Hanoman. Tokoh Rama tidaklagi diceritakan sebagai kesatria yang baik, tetapi sebagai raja yang membawa bencana bagi rakyat di muka kajiannya, Dian Anggraini mengkaji intertekstual lima puisi Indonesia yang berisi tentang sosokwanita yang disebut ibu, yaitu “Ibu Dehulu” Amir Hamzah, ”Ibu” Chairil Anwar, “Sajak Ibu” Wiji Thukul, iv”Bunda Air Mata” Emha Ainun Najib”, dan “Ibu” Mustofa Bisri. Hasil telaah itu membuktikan bahwakelima puisi tersebut merupakan mosaik, kutipan-kutipan, penyerapan, dan perspektif yang beragam terhadapsosok ibu. Setiap penyair mengungkapkan sisi ibu dari pandangan yang kajiannya, Yuliadi membahas makna ground dalam cerpen “Uak dan Burung Gagak”dengan pendekatan objektif melalui teori semiotik Pierce. Berdasarkan kajian, terungkap bahwa makna grounddalam cerpen Uak dan Burung Gagak, yaitu ground qualisign berupa warna hitam, sinsign berupa suara koak-koak,dan legisign berupa perilaku mengitari tulisannya, Abdul Azis dan Hajrah membahas dongeng sebagai bahan pembelajaran di sekolahdasar. Data penelitian ini adalah dongeng Cerita Si Jingkiriq,I Kukang,Nenek Pakande,La Dana danKerbaunya, dan Puang Tedong. Hasil analisis data dan temuan menunjukkan bahwa rata-rata penilaian respondenuntuk dongeng sebesar 3,75 kategori layak dijadikan bahan ajar. Bahan ajar yang dapat digunakan untuk tingkatSD adalah dongeng yang isinya sesuai dengan karakteristik, pengalaman, dan kebutuhan mengucapkan terima kasih kepada para penulis yang telah bersedia menerbitkan karya mereka padaedisi ini. Para penulis merupakan peneliti, pakar, dosen, dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi daninstansi. Terima kasih juga kami sampaikan kepada para mitra bestari kami yang telah memberi ulasan terhadaptulisan-tulisan yang masuk ke memenuhi keberagaman isi dan penulis, Sirok Bastra membuka kesempatan bagi para peneliti danpenulis menyampaikan hasil penelitian dan pemikiran mutakhir dalam bidang kebahasaan, kesastraan, Desember 2017Tim Redaksi vUCAPAN TERIMA KASIH UNTUK MITRA BESTARIRedaksi Sirok Bastra mengucapkan terima kasih kepada para mitra bestari yang telah meninjau, menimbang, danmengulas makalah-makalah yang diterbitkan dalam Sirok Bastra Volume 5 Nomor 2, edisi Desember 2017,yakniProf. Dr. Agus Nuryatin, Sastra dan PengajarannyaUniversitas Negeri SemarangSemarang, Jawa TengahProf. Amrin Saragih, Bahasa dan PengajarannyaUniversitas Negeri MedanMedan, Sumatra UtaraDr. Felicia Nuradi Utorodewo, Bahasa dan PengajarannyaUniversitas IndonesiaDepok, Jawa BaratDr. Pujiharto, Sastra dan PengajarannyaUniversitas Gadjah MadaYogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta viDAFTAR ISIPENGANTAR .................................................................................................................................... iUCAPAN TERIMA KASIH UNTUK MITRA BESTARI ................................................................ iiiDAFTAR ISI....................................................................................................................................... ivKUMPULAN ABSTRAK .................................................................................................................. viABSTRACT COLLECTIONS .............................................................................................................. xiANALISIS WACANA KRITIS IKLAN KOMERSIAL MEIKARTACritical Discourse Analysis of Meikarta Commercial AdvertisingHotnida Novita Sary ......................................................................................................................... 101—111REALISASI KONSEP BAHASA INDONESIA DALAM BAHASA REJANGRealization of Indonesian Concept Into Rejang LanguageHidayatul Astar................................................................................................................................. 113—121PEMBENTUKAN KATA DALAM BAHASA TALONDOThe Word Formation in Talondo LanguageMardi Nugroho ................................................................................................................................. 123—129EUFEMISME DAN DISFEMISME PADA FEATURE-FEATURE KARYA RUSLAN ISMAILMAGEEuphemism and Disphemism in The Features by Ruslan Ismail MageMuhammad Fadely........................................................................................................................... 131—139KARAKTERISTIK PENGGUNAAN BAHASA DALAM IKLAN PONSEL DI KOTABANDUNGThe Characteristic of Language Usage on Mobile Phone Advertisement in BandungAsri Soraya Afsari ............................................................................................................................ 141—151SIMBOL BUDAYA LAMPUNG DALAM KITAB CERPEN PEREMPUAN DI RUMAHPANGGUNG KARYA ISBEDY STIAWAN KAJIAN SEMIOTIKALampung Cultural Symbols in Kitab Cerpen Perempuan di Rumah Panggung by IsbedyStiawan a Semiotic AnalysisErwin Wibowo................................................................................................................................... 153—161PENOKOHAN DALAM KITAB OMONG KOSONG KARYA SENO GUMIRA AJIDARMACharacterization in Kitab Omong Kosong by Seno Gumira AjidarmaPrima Hariyanto ............................................................................................................................... 163—169WANITA ISTIMEWA KAJIAN INTERTEKSTUAL TERHADAP PUISI-PUISI TENTANGIBUSpecial Woman Intertextual Study of Poems About MotherDian Anggraini .................................................................................................................................. 171—179 viiBURUNG GAGAK SEBUAH TANDA MAKNA GROUND DALAM CERPEN UAK DANBURUNG GAGAKBrids Crow A Sign Ground Meaning in Uak and Burung Gagak Short StoryYuliadi ...................................................................................................................................... 181—189DONGENG SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAHDASARFolktale as Indonesian Language Learning Material in Elementary SchoolAbdul Azis dan Hajrah ..................................................................................................................... 191—196 Dian Anggraini Kajian Intertekstual terhadap Puisi-Puisi tentang IbuSIROK BASTRA, Vol. 5 No. 2, Desember 2017 171—179 171WANITA ISTIMEWA KAJIAN INTERTEKSTUAL TERHADAP PUISI-PUISI TENTANG IBUSpecial Woman Intertextual Study of Poems About MotherDian AnggrainiKantor Bahasa Provinsi LampungJalan Beringin II, Kompleks Gubernuran, Bandarlampung, LampungPos-el diansastralampung 11 Juli 2017, disetujui 17 September 2017, revisi terakhir 15 November 2017AbstrakPenelitian ini merupakan kajian intertekstual lima puisi Indonesia yang berisi tentang sosok wanita yang disebutibu, yaitu “Ibu Dehulu” Amir Hamzah, ”Ibu” Chairil Anwar, “Sajak Ibu” Wiji Thukul, ”Bunda Air Mata”Emha Ainun Najib”, dan “Ibu” Mustofa Bisri. Kelima puisi dari berbagai angkatan tersebut dianalisisdengan menggunakan teori intertekstual. Hasil telaah itu membuktikan bahwa kelima puisi tersebut merupakanmosaik, kutipan-kutipan, penyerapan, dan perspektif yang beragam terhadap sosok ibu. Masing-masingpenyair juga mengungkapan sisi ibu dari pandangan yang berbeda. Sosok ibu menjadi begitu intimdalam pilihan diksi yang begitu estetis. Ibu menjadi sosok yang begitu sempurna, laksana wakilTuhan di muka kunci puisi, intertekstual, ibu, wanita istimewaAbstractThis research is an intertextual examine of five Indonesian poetries which involves the theme about mother, theyare“Ibu Dehulu” Amir Hamzah,”Ibu” Chairil Anwar,“Sajak Ibu”Wiji Thukul, ”Bunda Air Mata” EmhaAinun Najib”, dan“Ibu” Bisri. The five poems of various generations are analyzed usingintertextual theory. As the result of the study,it shows if the five Indonesian poetries are mosaics, quotations,absorption and many different perspectives towards the figure of mother. Every poet also reveals themotherhood side from their different unique perspective. The figures of mother become so intimate aestheticallyin their choice of dictions. Mother become a perfect figure as holy as the representative of God on the poetries, intertextual,mothers, special Latar BelakangIbu. Tak pernah habis untuk kehangatan kedua belah tangannya, anak-anak lahir dan besar dalam dekapan ada manusia di bumi ini terlahir tanpaibu. Bahkan sejak Hawa melahirkan buah cintabersama Adam, kasih sayang dan buaian seorangwanita pilihan kepada belahan jiwanya selalumengalir deras bagai air yang menganak kata dan doa tak pernah mampu untukmenguraikan pengorbanan seorang ibu. Cinta agungyang mereka berikan tak dapat terangkai meskidalam untaian mutiara yang SWT dalam kitab suci Alquran bahkanmenyebutkanibu dalam berbagai surat yangterkandung di dalamnya. Alquran menyatakan ummsebagai sumber yang baik dan suci untuk hal yangbesar dan penting dan walidah sebagai wanita yangtelah melahirkan. Surga yang merupakan tujuanakhir dari umat di dunia berada di bawah telapakkaki seorang Muhammad Saw., dalam sebuahkesempatan, menyandingkan perbuatan baik kepadaorang tua adalah amalan utama setelah menegakkanibadah salat. Dalam ajaran agama lainpun, ibuditempatkan dalam posisi teratas dalam kehidupan didunia. Dian Anggraini Kajian Intertekstual terhadap Puisi-Puisi tentang IbuSIROK BASTRA, Vol. 5 No. 2, Desember 2017 171—179 172Keistimewaan sosok ibu inilah yang menjadilatar belakang lima penyair Indonesia menulis sajakyang bertema Ibu. Para penyair besar dari berbagaiangkatan ini adalah Amir Hamzah, Chairil Anwar,Emha Ainun Najib, Wiji Thukul, dan AhmadMustofa Bisri. Mereka bersama-sama menggunakanpilihan kata penuh makna untuk mengambarkan ibudari berbagai Hamzah melalui puisi berjudul “IbuDehulu” mendeskripsikan kesempurnaan cintaseorang ibu. Chairil Anwar juga memiliki perspektifyang tak jauh berbeda dengan Amir Hamzah. Dalampuisinya berjudul “Ibu”, ia berusaha untukmengambarkan kekuatan cinta kasih seorang Thukul yang hidup dalam keterbatasan ekonomidan penindasan menulis ibu sebagai penempakekuatan lahir dan batin. Wiji Thukul jugamemanfaatkan sosok ibu untuk mengkritisiketidakadilan pemerintah orde baru. Emha AinunNajib mengungkapan ibu sebagai tangan tuhan dibumi sedangkan Ahmad Mustofa Bisrimenyatakan dalam kata-kata puitisnya bahwa ibuadalah makhluk paling bertema tentang ibu yang dituliskanoleh lima penyair besar Indonesia ini merupakanmosaik-mosaik dari kehidupan yang mereka ini juga lahir dari hasil kontemplasipenyair terhadap karya sastra yang lebih dahululahir. Selain itu, ajaran agama juga memberikantempat yang istimewa bagi seorang ibu juga turutmenjadi bagian dari imajinasi karya sastra lahir dari pengalaman batinseorang penyair. Karya sastra khususnya puisimemiliki keintiman yang lebih dalam denganpengarang melalui ikatan kata-kata puitis yangterangkai dengan indah penuh makna. Pengalamanbatin, tentu saja dimiliki oleh setiap insan. Dalampengolahan kata, penyair meski terkadang tidakberinteraksi satu sama lain, tidak dipungkiri karyasastra yang dihasilkanpun memiliki pandanganyang serupa. Ini terjadi karena setiap orangmemiliki teks-teks dalam pikirannya. Teks yangberasal dari luar ataupun diri sendiri. Ibu. Dalampersepsi banyak orang pasti berbeda-bedabergantung dari sudut mana itu akan ini justru menjadi menarik untuk dikajilebih mendalam dengan menggunakan pisau MasalahDari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untukmengetahui bagaimanakah pandangan lima penyairterhadap sosok TujuanDengan pendekatan ini, peneliti berharapmendapatkan pandangan beragam tentang sosokseorang ibu dari para penyair besar MetodePenelitian ini menggunakan pendekatan deskriptifkualitatif. Moleong 20116 mengatakan penelitiankualitatif adalah penelitian yang bermaksud untukmemahami fenomena tentang apa yang dialami olehsubjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi,motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik, dandengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dalambahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiahdengan memanfaatkan berbagai metode penelitian ini adalah lima puisi karya limapenyairsastra dari beragam angkatan. Kelima sajaktersebut adalah “Ibu Dehulu” Amir Hamzah, ”Ibu”Chairil Anwar, “Sajak Ibu” Wiji Thukul, ”BundaAir Mata” Emha Ainun Najib, dan “Ibu” Bisri.2. KERANGKA TEORIJulia Kristeva Teeuw, 1984145 melaluitulisannya “Research for a Semanalysis”, 1969Nöth, 1990321—324 mengatakan bahwa “setiapteks itu merupakan mosaik, kutipan-kutipan,penyerapan, dan transformasi teks-teks lain”.Itu berarti tidak ada teks yang berdiri sendiritanpa ada pengaruh dari teks lainnya. Teks lain bisamenjadi kerangka dalam pemikiran penyair dalammelahirkan kehidupan baru dalam imajinasi yangtertuang dalam karyanya. Hasil kontemplasibergantung dengan nilai rasa yang ingin diciptakanoleh penyair. Akan tetapi, teks lain yang tetapdimungkinkan untuk dikenali. Dian Anggraini Kajian Intertekstual terhadap Puisi-Puisi tentang IbuSIROK BASTRA, Vol. 5 No. 2, Desember 2017 171—179 173Pradopo 1995197 menyatakan sebuah karyasastra, baik puisi maupun prosa, mempunyaihubungan sejarah antar karya sezaman, yangmendahuluinya atau yang ada kemudian. Hubunganini dapat berupa persamaan atau pertentangan. Dapatdisimpulkan bahwa pembahasan mengenai sastralebih baik pada karya sebelum, sesudah, 200853 juga mendukung pendapatPradopo. Ia menyatakan teks merupakan bagian darisuatu keseluruhan. Suatu teks merupakan jawabandari teks lain. Dengan membaca teks sastra yangtelah ada sebelumnya atau yang sezaman dengannya,pengarang hidup dalam sejarah dan masyarakat yangterpantul dalam teksnya. 200893.Secara garis besar, penelitian intertekstualmemiliki dua fokus pertama, meminta perhatian kitatentang pentingnya teks terdahulu prior texs.Endraswara 2003133 menegaskan tuntutan adanyaotonomi teks sebenarnya dapat menyesatkangagasan, sebuah karya memiliki arti karena dalamhal-hal tertentu dituliskan lebih dahulu olehpengarang lain. Kedua, intertekstual akanmembimbing peneliti untuk mempertimbangkan teksterdahulu sebagai penyumbang kode yangmemungkinkan lahirnya berbagai efek kedua fokus tersebut, tampak bahwa karyasastra sebelumnya banyak berperan dalam sebuahpenciptaan. Bahkan, Barthes berpendapat, masihmenurut Endraswara, karya sastra yang anonimsekalipun kadang-kadang akan mewarnai penciptaankarya menurut Riffarterre 197823 adalahmodal utama dalam karya sastra yang akanmelahirkan karya berikutnya. Intinya, hipogramadalah karya sastra yang duluan lahir sedangkankarya setelahnya disebut transformasi. Namun,penelitian intekstual ini bukan mencari keaslian darisebuah karya satra seminal karya x memplagiasikarya z melainkan untuk menilai kreatifitas dari sangpenyair dalam mengungkapkan hal yang karenapuisi dari beragam angkatan inimerupakan mosaik dari teks-teks lain maka puisitersebut dibandingkan secara mengaitkan antara masing-masing puisi. Dari hasil analisis tersebut akandidapat ciri khas masing-masing penyair mengenaisosok HASIL DAN PEMBAHASANSajak karya Amir Hamzah, “Ibuku Dehulu” berisitentang kasih sayang seorang ibu yang tidak pernahpadam. Berbagai cerita duka ataupun suka menjadicerita yang indah. Tetapi ibu tetaplah manusia kecewanya, diam merupakan jalan terbaikuntuk meredam segala masalah yang DehuluIbuku dehulu marah padakudiam ia tiada berkataakupun lalu merajuk pilutiada peduli apa terjadimatanya terus mengawas dakuwalaupun bibirnya tiada bergerakmukanya masam menahan sedanhatinya pedih kerana lakukuTerus aku berkesal hatimenurutkan setan, mengkacau-balaujurang celaka terpandang di mukakusongsong juga - biar cederaBangkit ibu dipegangnya akudirangkumnya segera dikecupnya sertadahiku berapi pancaran nerakasejuk sentosa turun ke kalbuDemikian engkau;ibu, bapa, kekasih pulaberpadu satu dalam dirimumengawas daku dalam di atas berisi tentang cara seorang ibumencurahkan kasih sayangnya. Marah adalah sifatalamiah manusia yang dikarunia oleh sang marahnya seorang ibu berbeda denganmarahnya orang lain. Ibu memilih diam agarkekecewaanya tidak ibu bukan berarti mata dan telinganyatertutup. Segala hal yang terjadi pada anaknya tetap Dian Anggraini Kajian Intertekstual terhadap Puisi-Puisi tentang IbuSIROK BASTRA, Vol. 5 No. 2, Desember 2017 171—179 174dalam pengawasannya. Segala kesedihan disimpanrapat-rapat. Walau air mata harus luruh, itu semuadilakukan ibu dalam apalah balasan seorang anak. Kasih sayangdibalas dengan prilaku sebaliknya. Segala upaya danusaha seorang ibu untuk mengingatnya justruberbalik sebuah ujian kemarahan, anak justru melakukanperbuatan buruk. Mengikuti emosi untukmenunjukkan bahwa segala hal yang dilakukansudah tepat. Meski harus mendapat cidera. Takdipikirkan olehnya, semua itu akan ibu dengan kelembutannya melelehkangunung es di tengah lautan. Api menjadi padamdalam gengamannya. Dengan meninggalkan segalakecewa, ibu kembali merengkuh buah ibu yang mampu melakukan semua cinta seorang ibu merupakan halyang ingin diungkapkan oleh Amir Hamzah. BagiAmir, ibu merupakan wakil tuhan di muka bumi. Ibubisa siapapun. Ayah, kakak, saudara, bahkanmenjadi seorang teman sekalipun. Mahluk yangistimewa yang pernah Anwar dalam puisinya berjudul “PuisiIbu” juga memiliki pandangan serupa tentang kasihsayang seorang ibu. Penyair aliran ekspresionismeini mengungkapkan isi batinnya untukmerepresentasikan sosok ini juga menjadikan puisi Amir Hamzahsebagai hipogram untuk memberikan kesan yang takjauh berbeda dari pendahulunya. Pradopo 1987229mengatakan beberapa sajak Chairil Anwar memangmempunyai hubungan intertekstual dngan sajak-sajak Amir intertekstual itumenunjukkan adanya persamaan atau pertentangandalam hal konsep estetik dan pandangan hidup IbuPernah aku di tegurKatanya untuk kebaikanPernah aku dimarahKatanya membaiki kelemahanPernah aku diminta membantuKatanya supaya aku pandaiIbu . . . . .Pernah aku merajukKatanya aku manjaPernah aku melawanKatanya akudegilPernah aku menangisKatanya aku lemahIbu . . . . .Setiap kali aku tersilapDia hukum aku dengan nasihatSetiap kali aku kecewaDia bangun di malam sepi lalu bermunajatSetiap kali aku dalam kesakitanDia ubati dengan penawar dan semangatdan bila aku mencapai kejayanDia kata bersyukurlah pada TuhanNamun . . . . .Tidak pernah aku lihat air mata dukamuMengalir di pipimuBegitu kuatnya dirimu….Ibu . . . . .Aku sayang padamu….Tuhanku….Aku bermohon padaMuSejahterahkanlah diaSelamanya…..Pilihan kata yang dituangkan Chairil Anwar tidakhanya seolah berusaha untuk membuka mata hatipembaca tentang sosokl seorang ibu yang selalumenyelimuti berjuta kasih sayang. Ibu memilikiberbagai cara untuk mengungkapkan marah, ibu menegur, ibu meminta bantuantentu saja bukan tanpa alasan. Muaranya hanya satuuntuk membentuk pribadi mandiri dalam segalasuasana dan khas anak-anak sepertimanja, merajuk, melawan, dan menangis denganmudah terbaca oleh ibu. Kendati demikian, ibubukanlah hendak membuat anaknya cengengmelainkan menjadikan kokoh seperti batu karang. Dian Anggraini Kajian Intertekstual terhadap Puisi-Puisi tentang IbuSIROK BASTRA, Vol. 5 No. 2, Desember 2017 171—179 175Usaha ibu tidak hanya sebatas pada untaian doa yang tiada putus dihaturkanpada sepertiga malam. Waktu berdoa yang palingtepat dikala semua doa akan diijabah oleh AllatSWT. Segala hal yang terjadi merupakan restu darisang pencipta tentu saja karena salah satunya doadari “Ibu” ini juga mengambarkan bahwa betapakeras usaha seorang ibu untuk menutupi kesedihan,kedukaan, atau kemalangan yang tengahditerimanya. Air mata yang identik dengan mahlukberjenis kelamin wanita menjadi sesuatu yang sangatsakral setelah menyandang status seorang ibu merupakan salah satu contoh teladanbagi anak untuk menjadi lebih kuat di tak lupa untuk memanjatkan doa untukibu. Bukankah doa dari anak soleh selalu dikabulkanoleh Allah SWT sang maha pencipta. Doa anak solehjuga menjadi salah satu amalan yang akan terusmengalir meskipun orang tua telah menghadapi yang selalu pula dilakukan oleh semua anakmanusia di bumi yang mendapat limpahan kasihsayang dan cinta. Doa yang menguatkan danmenjadikan semua anak menjadi begitu dekatdengan sang itu, Wiji Thukul yang dikenal denganpenyair yang melawan ketidak adilan pemerintahmenggunakan sosok Ibu sebagai malaikat yang penolong dalam kekeringan jiwa. Pengobathaus dalam pernah mengusirku minggat dari rumahTetapi menangis ketika aku susahIbu takbisa memejamkan mataBila adikku tak bisa tidur karena laparIbu akan marah besarBila kami merebut jatah makanyang bukan hak kamiIbuku memberi pelajaran keadilandengan kasih sayangKetabahan ibukuMengubah rasa sayur murahmenjadi sedapIbu menangis ketika aku mendapat susahIbu menangis ketika aku bahagiaIbu menangis ketika adikku mencuri sepedaIbu menangis ketika adikku keluar penjaraIbu adalah hati yang rela menerimaSelalu disakiti oleh anak-anaknyaPenuh maaf dan ampunKasih sayang Ibu adalah kilau sinar kegaibanTuhanMembangkitkan haru insandengan kebijakanIbu mengenalkan aku kepada TuhanWiji Thukul mengkritisi rezim orde baru melaluipuisi ini. Ibu yang merupakan pencetak generasinegeri juga merupakan salah satu korban ketidakadilan saat itu. Ibu dari kaum lemah bahkan menjadiorang yang pertama karena himpitan ekonomi yang terussaja mencekik rakyat kecil disulap seorang ibumenjadi layaknya surga di dunia. Tak ada yangmampu menyutradarai ini semua selain ibu. Saattersebut, sosok ibu harus menjadi lebih kuatdibandingkan dengan era sebelumnya. Saat hargasembako melambung tinggi karena situasi ekonomiyang kacau ibu tetap berusaha menjamin situasi politik saat itu jugadigambarkan Wiji Thukul dalam puisi dan bahagia bagai air di lautan. Pasangdan surut kemudian. Silih berganti tetapi harusdihadapi semua dengan ibu, anak-anak belajar tentang kemanusiaan. Berlaku baikdalam keadaan yang sulit sekalipun. Meski ituternyata sulit untuk dilakukan pada saat juga menjadi malaikat bagi keluarganya saatsituasi dalam kekacuan. Menjadi benteng dalamkeluarga saat anak-anak melakukan kasih sayang ibu dan cinta kasihnya yangmembuat kalbu menjdi lebih sejuk. Perlawananterhadap kekejaman semakin mengelora denganuntaian doa yang terus ibu menjadi wakil tuhan di bumi. Menjadipembawa amanah tuhan yang sangat istimewa. Saatsituasi keamanan begitu rumit, hanya pelukan Dian Anggraini Kajian Intertekstual terhadap Puisi-Puisi tentang IbuSIROK BASTRA, Vol. 5 No. 2, Desember 2017 171—179 176seorang ibu yang mampu menentramkan segalakegundahan Ainun Najib melalui puisiberjudul “Bunda Airmata” menganalogikan airmatasebagai salah satu kelebihan yang ibu miliki. Airmata bukan lagi simbol sebuah kelemahanmelainkan salah satu bentuk kelembutan yang hanyadimiliki oleh seorang ibu. Puisi ini memilikipersfektif yang berbeda dengan penyair sebelumnyakarena Emha berusaha menguatkan sensitifitasseorang AirmataKalau engkau menangisIbundamu yang meneteskan air mataDan Tuhan yang akan mengusapnyaKalau engkau bersedihIbundamu yang kesakitanDan Tuhan yang menyiapkan hiburan-hiburanMenangislah banyak-banyak untuk IbundamuDan jangan bikin satu kalipun untukmembuat Tuhannaik pitam kepada hidupmuKalau Ibundamu menangis, para malaikatmenjelmabutiran-butiran air matanyaDan cahaya yang memancar dr airmataibundamembuat para malaikat itu silau dan marahkepadamuDan kemarahan para malaikat adalahkemarahan sucisehingga Allah tidak melarang mereka tatkalamenutup pintu sorga bagimuEmha Ainun Najib dalam puisi ini berpandanganbahwa air mata ibu merupakan simbol dari kasihsayangnya. Segala yang terjadi pada buah hatinyatentu akan lebih terasa oleh ibu. Air mata adalahsebagai wujud dari perasaanya cinta kasih air mata tersebut tentu tak luruhsia-sia. Bahwa Allah sang maha pencipta telahmenyiapkan sebuah tempat yang paling indah bagiibu yang memberikan segenap kasih sayangnya. Ibusesungguhnya adalah wakil tuhan di muka menyatakan bahwa seorang anak haruslahberkorban tiada henti meski itu pun tak kan mampumembalas segala jasa yang telah diberikan. Penyairjuga mengingatkan untuk tidak membuat seorangibu menjadi sedih. Larangan tentang memberikanperlakuan yang tidak baik ini terukir dalam ayatAlquran Surat Al Israa Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamujangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya danhendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jikasalah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalampemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlahengkau mengatakan kepada keduanya perkataan“ah” dan janganlah engkau membentak keduanya,dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yangbaik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanyadengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, YaRabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana merekaberdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”Al-Israa’23-24.Serupa dengan Wiji Thukul, Emha Ainun Najibjuga menyatakan bahwa ibu selaksa wakil-Nya dimuka bumi. Bahkan seandainya, ia bersedih makamalaikat pun turut bersedih. Marahnya ibumarahnya malaikat, begitupula senangnya ibumenjadi senangnya seorang ibu tentu saja tidak terjaditanpa alasan. Maka, seandainya seorang ibu marahdiumpamakan seperti malaikat. Ketika malaikatmarah, Allah tidak akan melarang, andaikan pintusurga pun tertutup bagi anak yang durhaka.“dankemarahan para malaikat adalah kemarahansuci/sehingga Allah tidak melarang merekatakkala/menutup pintu surga bagimu”Pemilihan diksi malaikat tak lain dan tak bukankarena malaikat merupakan mahluk Allah yangpaling taat dan suci. Malaikat sebagai menjaga ibukarena secara nyata ibu mendapat tempat yangkhusus di dalam Alquran Surah Al Luqman 14.“Dan Kami perintahkan kepada manusiaberbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya;ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemahyang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalamdua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada Dian Anggraini Kajian Intertekstual terhadap Puisi-Puisi tentang IbuSIROK BASTRA, Vol. 5 No. 2, Desember 2017 171—179 177dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulahkembalimu.” Mustofa Bisri dalam puisisnya berjudul“Ibu” mengambarkan ketergantungan anak terhadapseorang ibu. Tanpa seorang ibu anak bukan siapasiapa. Tidak pula menjadi mahluk yang bernamamanusia dengan pengetahuan yang kuat untukmenghadapi kehidupan yang penuh dengankepelikkan. Secara lengkap puisi Gusmus Kaulah gua teduhTempatku bertapa bersamamu sekian lamaKaulah kawah,Darimana aku meluncur dengan perkasaKaulah bumi, yang tergelar lembut bagikumelepas lelah dan nestapaGunung yang menjaga mimpiku siang danmalamMata air yang tak brenti mengalirMembasahi dahagakuTelaga tempatku bermainBerenang dan menyelamKaulah, ibu, laut dan langitYang menjaga lurus horisonkuKaulah, ibu, mentari dan rembulanYang mengawal perjalanankuMencari jejak surga di telapak kakimuTuhan, aku bersaksiIbuku telah melaksanakan amanatMuMenyampaikan kasih sayangMuMaka kasihilah ibukuSeperti Engkau mengasihi kekasih-kekasihmuAminPuisi ini diwarnai dengan hasil kontemplasipenyair terhadap pandangannya pada sosok seorangibu. Betapa Gus Mus dengan ungkapan batinmendalam menyatakan bahwa ibulah yang selaluberada di dekat kita dari sejak dalam kandunganhingga menapaki kaki menuju surganya Mus mengandaikan sosok Ibu dengan diksigua,kawah, gunung, dan mata air. Menyimbolkanpula dengan telaga, laut dan langit,mentari danrembulan. Diksi tersebut memiliki makna yangbegitu dalam, menandakan bahwa sosok ibubukanlah wanita yang sekadar melahirkan anak didunia tetapi juga menjadi segala yang gua atau tempat berlindung ketika anakberada dalam kandungan serta diibaratkan sebagaikawah yang mengeluarkan si aku lirik anak di bumi, ibu pula lah yangmemberikan bimbingan. Menegur jika berbuatsalah, memberikan kesejukkan dalam kepayahan,mengarahkan anak mengapai cita-cita juga menjadi tempat anak mengetahuitentang banyak hal baik dan buruk kehidupan.“telaga tempatku bermain/berenang danmenyelam”. Ibu pulalah yang membimbing anak-anak untuk mendapatkan ilmu yang bagi diri sendiri atau orang pengetahuan agama sehingga mampumenjadi insan kamil, yang mampu meraih akhir bait, Gus Mus melalui larik-larik berisitentang kesaksian seorang anak kepada tuhannyatentang seorang ibu seolah menegaskan bahwa ibutelah berbuat yang terbaik. Melalui doa yangdipanjatkan, aku lirik berdoa ibu akan mendapattempat terbaik dan menjadi salah satu kekasih puisi penyair besar Indonesia yang berasaldari berbagai angkatan berbicara mengenai sosok ibudari persfektif yang beragam. Pandangan tersebutmerupakan mosaik dari pengalaman batin terhadapsosok ibu. Pengalaman batin tersebut diperkaya pulaoleh ilmu agama yang secara nyata memberikantempat yang sangat istimewa bagi seorang semua agama menyatakan bahwa ibumerupakan wanita pilihan, wakil tuhan dalam pandangan Amir Hamzah air yangselalu mengalir sanubari setiap insan. Membuangkemarahan dalam diam untuk memberikan waktu Dian Anggraini Kajian Intertekstual terhadap Puisi-Puisi tentang IbuSIROK BASTRA, Vol. 5 No. 2, Desember 2017 171—179 178mengevaluasi diri. Namun, akan memberikan berjutakehangatan. Menjadi beragam apa yang dapatdiberikan agar kebahagiaan seorang anak Anwar pun menjadikan puisi Amir Hamzahmenjadi hipogram. Chairilmengatakan bahwa ibumelakukan banyak dengan satu tujuan yang kepribadian seorang anak. Memberikanpembelajaran agar lebih bertanggungjawab meskikerap mendapat persepsi yang berbeda. Allahsebaik-baik penolong umatnya. Ibu yang selalumendoakan anaknya di seperti putranya berbakti kepada orang tua dansaleh/ juga menjadi tonggak pembentukan karakterseorang anak. Ibulah yang mengajarkan anak tentangagama. Keyakinan dan tuntutan hidup. Ibu jugamenjadi orang pertama yang menderita saat anak-anaknya terjatuh dan terjerembab. Ibu yang berusahatersenyum diantara kepahitan yang mendera. Bahkanibu, dalam pandangan Wiji Thukul, adalah wujuddari kekuatan rakyat kecil yang kerap mendapatkanperlakuan yang tidak berpihak pada rakyat mata yang lekat dengan sensifitas seorangwanita diubah menjadi satu kekuatan. Kekuatanseorang ibu dalam menjalani dan membesarkanputranya. Oleh karena itu, ibu tak patut mendapatkanperlakuan yang tidak baik dari putranya. Alquransebagai pedoman bagi umat islam secara jelas telahmenyatakan larangan bagi seorang anakmemperlakukan orang tua tidak itu, ibulah yang menjadi satu-satunyatempat bergantung bagi anak-anaknya. Menjadisemua yang dibutuhkan oleh semua buah yang memiliki kasih sayang tiada batas dankekuatan yang tak terkalahkan. Pantas kiranyamenjadi salah satu penghuni surganya Allah. Doaanak saleh dan saliha menjadi salah satu jalanmenuju tempat terindah SIMPULANKelima penyair tersebut berpandangan bahwa Ibumerupakan wanita istimewa yang dikirim Tuhan kemuka bumi. Tak kenal lelah dan upaya untuk terusmelindungi buah Anwar pun menjadikan puisi AmirHamzah menjadi hipogram. Chairil mengatakanbahwa ibu melakukan banyak dengan satu tujuanyang jelas. Membentuk kepribadian seorang Thukul mengambarkan Ibu sebagai malaikatyang berada di Bumi. Hal ini juga dinyatakan EmhaAinun Najib. Ia mengungkapkan bahwa ibu selaksawakil-Nya di muka bumi. Apa yang terjadi dalamdiri Ibu, akan terjadi juga pada malaikat. Begitupuladalam puisi Gus Mus. Ibu menjadi sosokpembimbing anak-anak untuk menyelami semuailmu. Puisi Gus Mus menutup puisi dengan seuntaidoa tulus dari semua anak-anak untuk wanitaistimewa bernama PUSTAKAAnonim. 2006. Al Quran dan Terjemahannya Departemen Agama RI. Jakarta Pustaka Agung 2014. “Puisi Penyair Indonesia,” dalam diakses16 Desember Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta FBS Universitas Negeri Rachmat Pengkajian Puisi. Yogyakarta Gadjah Mada University Rachmat Djoko. 2007. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta Nyoman Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Dian Anggraini Kajian Intertekstual terhadap Puisi-Puisi tentang IbuSIROK BASTRA, Vol. 5 No. 2, Desember 2017 171—179 179Riffaterre, Semiotics of Poetry. London Indiana of University Okke 2008. Semiotik dan Penerapannya dalam Karya Sastra. Pusat Bahasa Jakarta. Dian Anggraini Kajian Intertekstual terhadap Puisi-Puisi tentang IbuSIROK BASTRA, Vol. 5 No. 2, Desember 2017 171—179 180 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
Ketika begitu banyak orang tertarik menjabarkan kata cinta atau makna dari sebuah cinta antara sepasang kekasih, mungkin aku bukan lah salah satu dari mereka. Karena aku lebih tertarik bercerita tentang tentang ibu. Karena ketika kata ibu terucap dari seseorang kepadaku. Entah mengapa ada perasaan di hati yang begitu sulit untuk dijelaskan. Yang jelas ada kecemasan dalam hati, yang menimbulkan sebuah pertanyaan kepada diriku sendiri… “Apakan aku masih punya cukup banyak waktu untuk membahagiakan ibu?” Pertanyaan itu yang selalu ada di pikiranku bila mendengarkan kata ibu. Bagiku ibu adalah sosok wanita yang sangat tangguh dan kuat,dia adalah ibu dari 5 orang anak. Dia mengurusku dan kakakku seorang diri sejak aku masih di sekolah dasar. Mungkin kalian bertanya kenapa sendiri, dan kemana ayahku?Namun aku tak ingin menceritakan itu. Aku hanya ingin bercerita tentang sekolah dasar ibu mengurusku, mencari nafkah untuk biaya sekolah dan kebutuhan sehari-sehari tanpa keluh kesah dan seperti seseorang yang tak memiliki rasa cerita, kini aku telah lulus sekolah dan mendapat pekerjaan di salah satu perusahaan otomotif di Jakarta. Hal itu menjadikan keuangan kami menjadi sangat stabil, hingga aku meminta ibu berhenti mencari nafkah dan biarkan aku yang kini menjadi tulang punggung keluarga. Karena memang sudah sepantasnya dia menikmati masa bertambahnya usiaku menuju pada kedewasaan kini aku pun memiliki seorang kekasih. Suatu ketika setelah gajian aku membagi-bagikan uang jajan untuk ibu dan kakakku, dikarenakan aku telah memiliki kekasih aku pun mentraktir kekasihku makanan untuk dibagikan di rumahnya, dan setelah aku pulang dari rumah kekasihku ibu berkata "Nak, kok mamah tidak dibelikan kue seperti yang kamu belikan untuk kekasihmu?" Namun entah karena kelelahan atau apa aku pun menjawab asal "Mamah iri terus sih. Kan sudah dikasih jatah bulanan!" Lalu ibu menjawab "Ya sudah, mulai sekarang mama tidak akan meminta apapun." Mendengar perkataan itu aku langsung tersadar bahwa perkataan ku itu menyakiti hatinya. Selama beberapa hari bahkan bulan, aku selalu bertanya tentang keinginannya, namun dia menjawab “tidak ingin apa-apa”.Aku sangat merasa bersalah atas apa yang telah suatu ketika di tengah malam aku terbangun dari tidur lelapku. Di luar kamar aku mendengar seorang wanita yang tengah menangis, aku pun penasaran dan mengintipnya dan ternyata itu adalah suara ibuku yang sedang mendoakanku agar sukses dan kejadian itu dadaku terasa sesak seperti ada yang menghujam. Tak terasa air mata ini menetes karena melihat seorang ibu yang mungkin telah disakiti oleh perkataanku, namun dia tetap mendoakan yang terbaik itu selalu terbayang di pikiranku. Aku merasa sangat bersalah atas semua yang telah aku lakukan. Tidak seharusnya aku bersikap seperti itu hanya karena aku berusaha membela saat itu aku selalu berfikir dan bertekat mencari cara untuk membahagiakan ibu. Akhirnya aku pun mengubah pikiranku dengan sebuat kalimat “Aku memiliki banyak waktu untuk membahagiakan kekasihku, tapi aku tidak memiliki banyak waktu untuk membahagiakan ibu…"Di usianya yang mulai senja, dengan tubuh yang yang tidak lagi prima seudah sepantasnya saat ini aku mengutamakan ibu. Karena aku tidak ingin menyesal di kemudian maafkan anakmu yang begitu banyak salah kepadamu. Mulai saat ini aku akan mengutamakanmu di banding yang lain. Kau segalanya bagiku. Kau adalah alasan bagiku untuk menjadi sosok yang bersabarlah menunggu aku sukses. Saat ini aku sedang mengupayakan masa depan yang lebih baik agar aku tetap bisa bersamamu hingga Sang Pencipta memutuskan siapa yang akan dijemputnya lebih dahulu, antara aku dan itu yang saat ini bisa aku katakan dan upayakan. Bagiku kau adalah roket tercepat yang dapat mengantarkan doaku kepada sang pencipta agar doaku lebih cepat kasih ibu, aku akan memanfaatkan waktu yang ada untuk selalu membuatmu kasih… “Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
deskripsi tentang sosok seorang ibu